Apakah mukjizat yang terbesar yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus? Apakah mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang buta, atau
mentahirkan orang sakit kusta? Berjalan di atas air atau membangkitkan orang
mati? Secara manusiawi, semua mukjizat tersebut luar biasa karena hal-hal
tersebut di luar nalar manusia, namun menurut saya, mukjizat-mukjizat yang
dilakukan oleh Yesus tersebut belum begitu luar biasa.
Mukjizat Yesus membangkitkan Lazarus (Yoh 11:1-44) yang
telah mati mungkin menurut kita adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Misteri membangunkan
orang mati menjadi hidup adalah suatu hal yang membuat kita terperangah. Hal
itu merupakan suatu hal yang mungkin kita cari selama hidup ini, untuk menjadi
makhluk yang abadi (immortal) karena kematian merupakan hal yang menakutkan
bagi kita, makhluk penuh dosa.
Upah dosa adalah maut, sebagai orang Kristen kita memahami
hal ini, dan maut sangat menakutkan bagi kita. Oleh karena itu, wajarlah kita
sangat menghindari maut. Ketika mendengar atau membaca kisah Yesus
membangkitkan Lazarus, kita merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang luar
biasa. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang luar biasa, kita semestinya tahu
bahwa Lazarus yang telah mati dibangkitkan oleh Yesus, namun setelah sekian
lama tentunya Lazarus mati kembali.
Menurut saya, mukjizat Yesus yang luar biasa adalah terjadi
di kayu salib ketika seorang penjahat mengatakan, “Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Luk 23:42). Sebuah pertobatan luar biasa
dari seorang penjahat yang dihukum mati. Kita tentunya tahu bahwa seorang yang
dihukum mati bukanlah penjahat yang kelasnya biasa-biasa saja. Kita tentunya
berpikir bahwa penjahat yang dihukum mati merupakan penjahat yang kejam atau
sadis. Seharusnya kita bisa membayangkan bahwa penjahat sadis yang “baik” ini
merupakan hal yang tidak biasa. Namun disinilah kita melihat suatu anugerah
yang luar biasa. Kita cenderung melihat penjahat, sebagai penjahat seumur
hidupnya. Namun Allah, bisa dan berkuasa atas mukjizat yang luar biasa ini.
Orang yang telah mati secara rohani selama hidupnya dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang jahat, mungkin kita bisa bayangkan bahwa ia seperti
preman, perampok, pemerkosa, atau bahkan pembunuh, di detik-detik terakhir
hidupnya mampu bertobat dan mengakui kesalahannya di hadapan Tuhan. Jawaban
Yesus yang luar biasa, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43), membuat
penjahat yang mati rohani dan akan mati secara badaniah, mendapatkan kelegaan
luar biasa karena ia akan hidup secara rohani untuk selama-lamanya dan tidak
mati kembali.
Sebagai manusia kita cenderung seperti penjahat yang
disalibkan di sisi lain, kita membayangkan untuk diselamatkan oleh Yesus secara
badaniah. Kita pasti meminta Yesus untuk menyelamatkan badan kita sendiri.
Namun, penjahat yang kedua memiliki pemahaman yang sangat besar akan karya
Yesus. Ia mengerti bahwa Yesus memang merupakan mesias, dan ia percaya benar
bahwa Yesus akan menjadi raja bukan di dunia ini, melainkan di Surga. Sedangkan
penjahat yang lain, berharap bahwa Yesus menunjukkan kuasanya yang luar biasa
seperti manusia super dan menyelamatkan dirinya dari derita kayu salib, sungguh
mirip seperti kita bukan? Yang berharap Tuhan kita seperti manusia super.
Penjahat yang “baik” tidak berbuat demikian, ia hanya minta agar Tuhan “ingat”
akan dia saat Tuhan datang untuk kedua kalinya. Sebuah ungkapan sederhana dari
iman yang luar biasa. Apakah kita juga meminta Tuhan untuk “mengingat” kita
saat Ia datang, ataukah kita berharap Ia akan menjadi manusia super yang akan
datang untuk menyelamatkan kita ? Apakah kita sudah mengakukan dosa-dosa kita dan meminta Tuhan untuk
memberikan iman seperti iman penjahat yang “baik” itu?
Saduran dari penjelasan Alkitab oleh seorang Pendeta , salam
Ad Maiorem Dei Gloriam